- Home >
Posted by : Unknown
Minggu, 19 Oktober 2014
Makalah Aqidah Akhlak Tentang Sabar
AQIDAH AkHLAk
“ SABAR “
A. PENDAHULUAN
Kesabaran
adalah salah satu ciri mendasar orang yang bertaqwa kepada Allah SWT. Bahkan
sebagian ulama mengatakan bahwa kesabaran merupakan setengahnya keimanan. Sabar
memiliki kaitan yang tidak mungkin dipisahkan dari keimanan: Kaitan antara
sabar dengan iman, adalah seperti kepala dengan jasadnya. Tidak ada keimanan
yang tidak disertai kesabaran, sebagaimana juga tidak ada jasad yang tidak
memiliki kepala. Sabar juga memiliki dimensi untuk merubah sebuah kondisi, baik
yang bersifat pribadi maupun sosial, menuju perbaikan agar lebih baik dan baik
lagi. Bahkan seseorang dikatakan dapat dikatakan tidak sabar, jika ia menerima
kondisi buruk, pasrah dan menyerah begitu saja. Sabar dalam ibadah
diimplementasikan dalam bentuk melawan dan memaksa diri untuk bangkit dari
tempat tidur, kemudian berwudhu lalu berjalan menuju masjid dan malaksanakan
shalat secara berjamaah.
Untuk melaksanakan berbagai kewajiban tentu saja dibutuhkan
bekal kesabaran. Untuk meninggalkan berbagai larangan dibutuhkan bekal
kesabaran. Begitu pula saat menghadapi keputusan takdir kauni (yang menyakitkan)
tentu juga diperlukan bekal kesabaran. Karena amat sedikitnya dijumpai orang yang sanggup
bersabar tatkala tertimpa musibah.Maka
disini akan menjelaskan bahwasanya sabar termasuk
bagian dari kesempurnaan tauhid. Sabar termasuk kewajiban yang harus
ditunaikan oleh hamba, sehingga ia pun bersabar menanggung ketentuan takdir
Allah.
Ungkapan rasa marah dan
tak mau sabar yang banyak muncul dalam
diri orang-orang tatkala mereka mendapatkan ujian berupa ditimpakannya musibah. Dengan alasan itulah maka akan diterangkan bahwa sabar adalah hal yang wajib dilakukan tatkala tertimpa takdir
yang terasa menyakitkan. Dengan hal itu juga kami ingin memberikan
penegasan bahwa bersabar dalam rangka menjalankan ketaatan dan meninggalkan
kemaksiatan hukumnya juga wajib.
B. DEFINISI
Pengertian Sabar
Sabar berasal dari bahasa Arab dari akar SHABARA (صَبَرَ), hanya tidak yang berada dibelakang hurufnya karena ia tidak bias berdiri sendiri. Shabara’ala (صَبَرَ عَلَى) berarti bersabar atau tabah hati, shabara’an (صَبَرَ عَنْ) berarti memohon atau mencegah, shabarabihi (صَبَرَ بِهِ) berarti menanggung.
Sabar berasal dari bahasa Arab dari akar SHABARA (صَبَرَ), hanya tidak yang berada dibelakang hurufnya karena ia tidak bias berdiri sendiri. Shabara’ala (صَبَرَ عَلَى) berarti bersabar atau tabah hati, shabara’an (صَبَرَ عَنْ) berarti memohon atau mencegah, shabarabihi (صَبَرَ بِهِ) berarti menanggung.
Ash-Shabr (sabar) secara bahasa
artinya al-habsu (menahan), dan di antara yang menunjukkan pengertiannya secara
bahasa adalah ucapan: "qutila shabran" yaitu dia terbunuh dalam
keadaan ditahan dan ditawan. Sedangkan secara
syari'at adalah menahan diri atas tiga perkara: yang pertama: (sabar) dalam
mentaati Allah, yang kedua: (sabar) dari hal-hal yang Allah haramkan, dan yang
ketiga: (sabar) terhadap taqdir Allah yang menyakitkan.
Sabar dalam bahasa Indonesia
berarti : Pertama, tahan menghadapi cobaan seperti tidak lekas marah, tidak
lekas putus asa dan tidak lekas patah hati, sabar dengan pengertian sepeti ini
juga disebut tabah, kedua sabar berarti tenang; tidak tergesa-gesa dan tidak
terburu-buru. Dalam kamus besar Ilmu Pengetahuan, sabar merupakan istilah agama
yang berarti sikap tahan menderita, hati-hati dalam bertindak, tahan uji dalam
mengabdi mengemban perintah-peintah Allah serta tahan dari godaan dan cobaan
duniawi Aktualisasi pengertian ini sering ditunjukan oleh para sufi.
Dalam pendekatan ilmu Fikih, sabar didefinisikan sebagai tabah, yakni dapat menahan diri dari melakukan hal-hal yang bertentangan dengan huum Islam, baik dalam keadaan lapang maupun sulit, mampu mengendalikan nafsu yang dapat menggoncangkan iman. Menurut Ibnu Qayyim sabar berarti menahan diri dari kelih kesah dan rasa benci, menahan lisan dari mengadu, dan menahan anggota badan dari tindakan yang mengganggu dan mengacaukan.
C. KONSEP SABAR
DALAM AL-QUR’AN DAN HADIST
1.
Sabar Dalam Al-Qur'an
Sabar Sebagaimana Digambarkan Dalam
Al-Qur'an
Dalam al-Qur'an banyak sekali
ayat-ayat yang berbicara mengenai kesabaran. Jika ditelusuri secara
keseluruhan, terdapat 103 kali disebut dalam al-Qur'an, kata-kata yang
menggunakan kata dasar sabar; baik berbentuk isim maupun fi'ilnya. Hal ini
menunjukkan betapa kesabaran menjadi perhatian Allah SWT, yang Allah tekankan
kepada hamba-hamba-Nya. Dari ayat-ayat yang ada, para ulama mengklasifikasikan
sabar dalam al-Qur'an menjadi beberapa macam;
§ Sabar merupakan
perintah Allah SWT. Hal ini sebagaimana yang terdapat dalam QS.2: 153:
"Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan
sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."
Ayat-ayat
lainnya yang serupa mengenai perintah untuk bersabar sangat banyak terdapat
dalam Al-Qur'an. Diantaranya adalah dalam QS.3: 200, 16: 127, 8: 46, 10:109,
11: 115 dsb.
§ Larangan
isti'ja l(tergesa-gesa/ tidak sabar), sebagaimana yang Allah firmankan (QS.
Al-Ahqaf/ 46: 35): "Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang
mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul dan janganlah kamu meminta
disegerakan (azab) bagi mereka…"
§ Pujian Allah
bagi orang-orang yang sabar, sebagaimana yang terdapat dalam QS. 2: 177:
"…dan orang-orang yang bersabar dalam kesulitan, penderitaan dan dalam
peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah
orang-orang yang bertaqwa."
§ Allah SWT
akan mencintai orang-orang yang sabar. Dalam surat Ali Imran (3: 146) Allah SWT
berfirman : "Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar."
§ Kebersamaan
Allah dengan orang-orang yang sabar. Artinya Allah SWT senantiasa akan
menyertai hamba-hamba-Nya yang sabar. Allah berfirman (QS. 8: 46) ; "Dan
bersabarlah kamu, karena sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang
sabar."
§ Mendapatkan
pahala surga dari Allah. Allah mengatakan dalam al-Qur'an (13: 23 - 24);
"(yaitu) surga `Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan
orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya,
sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;
(sambil mengucapkan): "Salamun `alaikum bima shabartum" (keselamatan
bagi kalian, atas kesabaran yang kalian lakukan). Maka alangkah baiknya tempat
kesudahan itu."
Ayat-ayat lain
tentang sabar
Allah Ta'ala berfirman:
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"Hai
orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian
dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertakwalah kepada
Allah supaya kalian beruntung." (Aali 'Imraan:200)
Dan Allah Ta'ala berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ
الأَمْوَالِ وَالأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
"Dan
sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar." (Al-Baqarah:155)
Dan Allah Ta'ala berfirman:
إِنَّمَا
يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
"Sesungguhnya
hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa
batas." (Az-Zumar:10)
Dan Allah Ta'ala berfirman:
وَلَمَنْ
صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الأُمُورِ
"Tetapi
orang yang bersabar dan mema`afkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu
termasuk hal-hal yang diutamakan." (Asy-Syuuraa:43)
Dan Allah Ta'ala berfirman:
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
"Hai
orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan
(mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."
(Al-Baqarah:153)
Dan Allah
Ta'ala berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ
حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ
"Dan
sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kalian agar Kami mengetahui
orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kalian." (Muhammad:31)
2. Sabar Dalam Hadist
Kesabaran Sebagaimana Digambarkan
Dalam Hadits
Sebagaimana dalam al-Qur'an, dalam hadits juga banyak sekali sabda-sabda Rasulullah SAW yang menggambarkan mengenai kesabaran. Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi mencantumkan 29 hadits yang bertemakan sabar. Secara garis besar, hadits-hadits tersebut menggambarkan kesabaran sebagai berikut;
a.
Kesabaran merupakan "dhiya' " (cahaya yang
amat terang). Karena dengan kesabaran inilah, seseorang akan mampu menyingkap
kegelapan. Rasulullah SAW mengungkapkan, "…dan kesabaran merupakan cahaya
yang terang…" (HR. Muslim)
b.
Kesabaran merupakan sesuatu yang perlu diusahakan dan
dilatih secara optimal. Rasulullah SAW pernah menggambarkan: "…barang
siapa yang mensabar-sabarkan diri (berusaha untuk sabar), maka Allah akan
menjadikannya seorang yang sabar…" (HR. Bukhari)
c.
Kesabaran merupakan anugrah Allah yang paling baik.
Rasulullah SAW mengatakan, "…dan tidaklah seseorang itu diberi sesuatu
yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran." (Muttafaqun Alaih).
d.
Kesabaran merupakan salah satu sifat sekaligus ciri
orang mu'min, sebagaimana hadits yang terdapat pada muqadimah; "Sungguh
menakjubkan perkara orang yang beriman, karena segala perkaranya adalah baik.
Jika ia mendapatkan kenikmatan, ia bersyukur karena (ia mengatahui) bahwa hal
tersebut adalah memang baik baginya. Dan jika ia tertimpa musibah atau
kesulitan, ia bersabar karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut adalah baik
baginya." (HR. Muslim).
e.
Seseorang yang sabar akan mendapatkan pahala surga.
Dalam sebuah hadits digambarkan; Dari Anas bin Malik ra berkata, bahwa aku
mendengar Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya Allah berfirman, "Apabila
Aku menguji hamba-Ku dengan kedua matanya, kemudian diabersabar, maka aku
gantikan surga baginya." (HR. Bukhari)
f.
Sabar merupakan sifat para nabi. Ibnu Mas'ud dalam
sebuah riwayat pernah mengatakan: Dari Abdullan bin Mas'ud
berkata"Seakan-akan aku memandang Rasulullah SAW menceritakan salah
seorang nabi, yang dipukuli oleh kaumnya hingga berdarah, kemudia ia mengusap
darah dari wajahnya seraya berkata, 'Ya Allah ampunilah dosa kaumku, karena
sesungguhnya mereka tidak mengetahui." (HR. Bukhari)
g.
Kesabaran merupakan ciri orang yang kuat. Rasulullah
SAW pernah menggambarkan dalam sebuah hadits; Dari Abu Hurairah ra berkata,
bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Orang yang kuat bukanlah yang pandai
bergulat, namun orang yang kuat adalah orang yang memiliki jiwanya ketika
marah." (HR. Bukhari)
h.
Kesabaran dapat menghapuskan dosa. Rasulullah SAW menggambarkan
dalam sebuah haditsnya; Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullan SAW bersabda,
"Tidaklah seorang muslim mendapatkan kelelahan, sakit, kecemasan,
kesedihan, mara bahaya dan juga kesusahan, hingga duri yang menusuknya,
melainkan Allah akan menghapuskan dosa-dosanya dengan hal tersebut." (HR.
Bukhari & Muslim)
i.
Kesabaran merupakan suatu keharusan, dimana seseorang
tidak boleh putus asa hingga ia menginginkan kematian. Sekiranya memang sudah
sangat terpaksa hendaklah ia berdoa kepada Allah, agar Allah memberikan hal
yang terbaik baginya; apakah kehidupan atau kematian. Rasulullah SAW
mengatakan; Dari Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Janganlah salah seorang diantara kalian mengangan-angankan datangnya
kematian karena musibah yang menimpanya. Dan sekiranya ia memang harus
mengharapkannya, hendaklah ia berdoa, 'Ya Allah, teruskanlah hidupku in
j.
sekiranya hidup itu lebih baik unttukku. Dan
wafatkanlah aku, sekiranya itu lebih baik bagiku." (HR. Bukhari Muslim)
D. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. Jenis-jenis Sabar
Jenis sabar yang pertama :
yaitu hendaknya manusia bersabar
terhadap ketaatan kepada Allah, karena sesungguhnya ketaatan itu adalah sesuatu
yang berat bagi jiwa dan sulit bagi manusia. Memang demikianlah kadang-kadang
ketaatan itu menjadi berat atas badan sehingga seseorang merasakan adanya
sesuatu dari kelemahan dan keletihan ketika melaksanakannya. Demikian juga
padanya ada masyaqqah (sesuatu yang berat) dari sisi harta seperti masalah
zakat dan masalah haji.
Yang penting, bahwasanya ketaatan-ketaatan itu padanya
ada sesuatu dari masyaqqah bagi jiwa dan badan, sehingga butuh kepada kesabaran
dan kesiapan menanggung bebannya, Allah berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا
وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"Hai
orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian
dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertakwalah kepada
Allah supaya kalian beruntung." (Aali 'Imraan:200)
Allah juga berfirman
وَأْمُرْ أَهْلَكَ
بِالصَّلاَةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا
"Dan
perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam
mengerjakannya." (Thaahaa:132)
إِنَّا
نَحْنُ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْءَانَ تَنْزِيلاً(23) فَاصْبِرْ لِحُكْمِ
رَبِّكَ
"Sesungguhnya
Kami telah menurunkan Al Qur'an kepadamu (hai Muhammad) dengan
berangsur-angsur. Maka bersabarlah kamu
untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu." (Al-Insaan:23-24).
Ayat ini menerangkan tentang sabar dalam
melaksanakan perintah-perintah, karena sesungguhnya Al-Qur`an itu turun
kepadanya agar beliau (Rasulullah) menyampaikannya (kepada manusia), maka
jadilah beliau orang yang diperintahkan untuk bersabar dalam melaksanakan
ketaatan.
Dan Allah Ta'ala berfirman:
وَاصْبِرْ
نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ
يُرِيدُونَ وَجْهَهُ
"Dan
bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi
dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya." (Al-Kahfi:28)
Ini adalah sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah.
Ini adalah sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah.
Jenis sabar yang kedua:
yaitu bersabar dari hal-hal yang Allah
haramkan sehingga seseorang menahan jiwanya dari apa-apa yang Allah haramkan
kepadanya, karena sesungguhnya jiwa yang cenderung kepada kejelekan itu akan
menyeru kepada kejelekan, maka manusia perlu untuk mengekang dan mengendalikan
dirinya, seperti berdusta, menipu dalam bermuamalah, memakan harta dengan cara
yang bathil, dengan riba dan yang lainnya, berbuat zina, minum khamr, mencuri
dan lain-lainnya dari kemaksiatan-kemaksiatan yang sangat banyak.
Maka kita harus menahan diri kita
dari hal-hal tadi jangan sampai mengerjakannya dan ini tentunya perlu kesabaran
dan butuh pengendalian jiwa dan hawa nafsu. Di antara contoh dari jenis sabar
yang kedua ini adalah sabarnya Nabi Yusuf 'alaihis salaam dari ajakan istrinya
Al-'Aziiz (raja Mesir) ketika dia mengajak (zina) kepadanya di tempat milik
dia, yang padanya ada kemuliaan dan kekuatan serta kekuasaan atas Nabi Yusuf,
dan bersamaan dengan itu Nabi Yusuf bersabar dan berkata:
قَالَ رَبِّ
السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ وَإِلاَّ تَصْرِفْ عَنِّي
كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُنْ مِنَ الْجَاهِلِينَ
"Yusuf
berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan
mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan daripadaku tipu daya mereka,
tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku
termasuk orang-orang yang bodoh." (Yuusuf:33).
Maka ini adalah kesabaran dari kemaksiatan kepada Allah.
v Jenis sabar yang ketiga:
yaitu sabar
terhadap taqdir Allah yang menyakitkan (menurut pandangan manusia). Karena
sesungguhnya taqdir Allah 'Azza wa Jalla terhadap manusia itu ada yang bersifat
menyenangkan dan ada yang bersifat menyakitkan. Taqdir yang bersifat menyenangkan:
maka butuh rasa syukur, sedangkan syukur itu sendiri termasuk dari ketaatan,
sehingga sabar baginya termasuk dari jenis yang pertama (yaitu sabar dalam
melaksanakan ketaatan kepada Allah). Sedangkan taqdir yang bersifat menyakitkan:
yaitu yang tidak menyenangkan manusia, seperti seseorang yang diuji pada
badannya dengan adanya rasa sakit atau yang lainnya, diuji pada hartanya –yaitu
kehilangan harta-, diuji pada keluarganya dengan kehilangan salah seorang
keluarganya ataupun yang lainnya dan diuji di masyarakatnya dengan difitnah,
direndahkan ataupun yang sejenisnya.
Yang penting bahwasanya macam-macam ujian itu sangat banyak yang butuh akan
adanya kesabaran dan kesiapan menanggung bebannya, maka seseorang harus menahan
jiwanya dari apa-apa yang diharamkan kepadanya dari menampakkan keluh kesah
dengan lisan atau dengan hati atau dengan anggota badan.
Allah berfirman:
Allah berfirman:
فَاصْبِرْ
لِحُكْمِ رَبِّكَ
"Maka bersabarlah kamu untuk
(melaksanakan) ketetapan Tuhanmu." (Al-Insaan:24) Maka masuk dalam ayat
ini yaitu hukum Allah yang bersifat taqdir.
Dan di antara ayat yang menjelaskan jenis sabar ini adalah firman Allah:
Dan di antara ayat yang menjelaskan jenis sabar ini adalah firman Allah:
فَاصْبِرْ
كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِلْ لَهُمْ
"Maka
bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari
rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi
mereka." (Al-Ahqaaf:35)
Ayat ini
menerangkan tentang kesabaran para rasul dalam menyampaikan risalah dan dalam
menghadapi gangguan kaumnya.
Dan juga di antara jenis sabar ini adalah ucapan Rasulullah kepada utusan salah seorang putri beliau:
Dan juga di antara jenis sabar ini adalah ucapan Rasulullah kepada utusan salah seorang putri beliau:
مُرْهَا
فَلْتَصْبِرْ وَلْتَحْتَسِبْ
"Perintahkanlah
kepadanya, hendaklah bersabar dan mengharap pahala kepada Allah (dalam
menghadapi musibah tersebut)." (HR. Al-Bukhariy no.1284 dan Muslim no.923)
2. Kiat-Kiat Untuk Meningkatkan Kesabaran
Ketidaksabaran
(baca; isti'jal) merupakan salah satu penyakit hati, yang seyogyanya
diantisipasi dan diterapi sejak dini. Karena hal ini memilki dampak negatif
dari amalan yang dilakukan seorang insan. Seperti hasil yang tidak maksimal,
terjerumus kedalam kemaksiatan, enggan untuk melaksanakan ibadah kepada Allah
dsb. Oleh karena itulah, diperlukan beberapa kiat, guna meningkatkan kesabaran.
Diantara kiat-kiat tersebut adalah;
a.
Mengkikhlaskan niat kepada Allah SWT, bahwa ia
semata-mata berbuat hanya untuk-Nya. Dengan adanya niatan seperti ini, akan
sangat menunjang munculnya kesabaran kepada Allah SWT.
b.
Memperbanyak tilawah (baca; membaca) al-Qur'an, baik
pada pagi, siang, sore ataupun malam hari. Akan lebih optimal lagi manakala
bacaan tersebut disertai perenungan dan pentadaburan makna-makna yang dikandungnya.
Karena al-Qur'an merupakan obat bagi hati insan. Masuk dalam kategori ini juga
dzikir kepada Allah.
c.
Memperbanyak puasa sunnah. Karena puasa merupakan hal yang dapat mengurangi
hawa nafsu terutama yang bersifat syahwati dengan lawan jenisnya. Puasa juga
merupakan ibadah yang memang secara khusus dapat melatih kesabaran.
d. Mujahadatun Nafs, yaitu sebuah usaha yang
dilakukan insan untuk berusaha secara giat dan maksimal guna mengalahkan
keinginan-keinginan jiwa yang cenderung suka pada hal-hal negatif, seperti
malas, marah, kikir, dsb.
f. Mengingat-ingat kembali tujuan hidup di
dunia. Karena hal ini akan memacu insan untuk beramal secara sempurna.
Sedangkan ketidaksabaran (isti'jal), memiliki prosentase yang cukup besar untuk
menjadikan amalan seseorang tidak optimal. Apalagi jika merenungkan bahwa
sesungguhnya Allah akan melihat "amalan" seseorang yang dilakukannya,
dan bukan melihat pada hasilnya. (Lihat QS. 9 : 105).
g. Perlu mengadakan latihan-latihan untuk sabar
secara pribadi. Seperti ketika sedang sendiri dalam rumah, hendaklah dilatih
untuk beramal ibadah dari pada menyaksikan televisi misalnya. Kemudian melatih
diri untuk menyisihkan sebagian rezeki untuk infaq fi sabilillah, dsb.
h. Membaca-baca kisah-kisah kesabaran para
sahabat,tabi'in maupun tokoh-tokoh Islam lainnya. Karena hal ini juga akan
menanamkan keteladanan yang patut dicontoh dalam kehidupan nyata di dunia.
Adapun manfaat dan hikmah sabar yang lainnya :
Sabar memiliki banyak manfaat dan hikmahnya, di antaranya sebagai berikut :
Sabar memiliki banyak manfaat dan hikmahnya, di antaranya sebagai berikut :
1.
Sabar Sebagai Penolong
Kesabaran
bisa menjadi penolong yang akan menyelamatkan seseorang dari bahaya, baik
bahaya dunia terlebih lagi bahaya akhirat. Contoh kecilnya misalnya di dalam berkendaraan.
Betapa pun
ia terburu-buru, ia tetap mengemudikan kendaraannya dengan penuh kehati-hatian
dan sesuai aturan. Saat lampu lalu lintas berwarna merah, ia pun berhenti
dengan rela, saat di dalam kota, kendaraan pun diperlamban, tidak melebihi 40
atau 50 km/jam. Ia tetap menghargai hak-hak kendaraan lain yang ada di depan
maupun di belakang, termasuk memberi kesempatan kepada pejalan kaki atau
pengguna sepeda.
Jika kesabaran demikian yang dipraktikkan
setiap pengendara kendaraan bermotor, maka Insya Allah ia akan selamat dari
kecelakaan, ia selamat dari kejaran polisi karena tidak mengebut di dalam kota
sampai melampaui batas kecepatan, dan orang lain pun akan selamat dari ulahnya
kalau saja ia tidak sabar akibat terlalu cepat.
2. Pembawa Keberuntungan
Setiap
manusia normal pasti menginginkan keberuntungan. Seorang yang sedang berdagang,
ia menginginkan dapat memperoleh laba yang banyak dari dagangannya. Seorang
siswa, pelajar atau mahasiswa, ia menginginkan keberuntungan dengan kelulusan
dari studinya, baik keberuntungan dalam arti naik kelas, naik tingkat, atau
lulus plus karena memperoleh nilai yang exelence.
Sebagaimana
tersurat dalam firman Allah SWT berikut, “Hai orang-orang yang beriman,
bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan
bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS Ali Imran [3]: 200).
Tak ada yang
perlu diragukan dari janji Allah SWT, karena Allah tak pernah dan tak akan
pernah mengingkari janji-Nya. Tak ada yang perlu dibimbangkan lagi dari
keberuntungan bagi orang-orang beriman yang sabar dan bertakwa, keberuntungan
itu pasti datang, pasti akan mereka terima, baik di dunia maupun di akhirat.
Kalau tidak di dunia, pasti di akhirat, asal mereka benar-benar beriman dan
benar-benar sabar.
3. Mendatangkan Keuntungan yang Besar
Orang
berdagang, lalu untung, itu biasa. Tapi, kalau pedagang yang beruntung besar,
nah ini pantas menjadi berita. Inilah yang dinyatakan Allah SWT dalam Al-Qur`an
bahwa keuntungan yang besar akan dapat diraih oleh hamba-hamba-Nya yang sabar.
Sabar di
dalam menjalankan perintah Allah SWT dan ajaran Rasulullah saw, meskipun
keadaannya dalam kesulitan. Tetap kokoh dalam menjauhi semua yang dilarang oleh
Allah dan Rasul-Nya, serta tahan uji terhadap segala cobaan.
Dengan
demikian, bersabarlah. Niscaya kesabaran akan menjemput Anda ke tempat terbaik.
Terbaik dalam peruntungan, hasil, dan tindakan. Sampai akhirnya Anda akan
mereguk kenikmatan abadi di akhirat kelak.
E.
PENUTUP
Pembahasan
tentang sabar yang kami bahas hanyalah pokok-pokoknya saja yaitu tentang
pengertian sabar, konsep sabar dalam al-qur’an dan hadist, jenis-jenis sabar
dan manfaat sabar. Pada intinya, bahwa sabar merupakan salah satu sifat
dan karakter orang mu'min, yang sesungguhnya sifat ini dapat dimiliki oleh
setiap insan. Karena pada dasarnya manusia memiliki potensi untuk mengembangkan
sikap sabar ini dalam hidupnya.
Sabar tidak identik dengan kepasrahan dan menyerah pada kondisi yang ada,
atau identik dengan keterdzoliman. Justru sabar adalah sebuah sikap aktif,
untuk merubah kondisi yang ada, sehingga dapat menjadi lebih baik dan baik
lagi. Oleh karena itulah, marilah secara bersama kita berusaha untuk menggapai
sikap ini. Insya Allah, Allah akan memberikan jalan bagi hamba-hamba-Nya yang
berusaha di jalan-Nya.
Mudah-mudahan apa yang telah kami
sajikan dalam pembahasan tentang sabar yang sederhana ini dapat mendorong
pembaca untuk melakukan kajian yang lebih luas dan mendalam lagi tentang
pembahasan sabar diatas. Selanjutkan kami mengharapkan dan berterima kasih
sekali jika para pembaca berkenan memberikan saran, kritik dan masukan kepada
kami untuk perbaikan dan penyempurnaan makalah kami pada masa yang akan datang.
Akhirnya kami mengucapkan terima
kasih setulusnya kepada para Ulama, Pakar, dan siapa saja yang buku-bukunya dijadikan
rujukan, pebandingan, dan bahan bacaan. Semoga Allah SWT memberi balasan pahala
yang berlimpat ganda. Amiin.